Minggu, 09 September 2012

Twitter Bisa Mendeteksi Psikopat


Sebuah studi di Amerika Serikat mengatakan bahwa Twitter dapat digunakan sebagai alat untuk menandai apakah seseorang merupakan psikopat atau bukan. 
Kesimpulan tersebut didapat oleh para peneliti dari Florida Atlantic University setelah bekerja sama dengan Online Privacy Foundation yang bermarkas di London. Seorang psikopat yang aktif di jejaring sosial akan sering menyumpah, mengumpat, atau mengeluarkan kata-kata kotor.
 
Penggunaan kata 'bunuh', 'kubur', dan 'mati' dalam frekuensi berlebih juga menunjukkan kecenderungan untuk menjadi psikopat. Orang-orang senang membuat penilaian terhadap orang lain di jejaring sosial.
 
Bahkan, perusahaan juga sering melakukan hal tersebut sebelum memperkerjakan seseorang,” ujar Chris Sumner yang mengepalai Online Privacy Foundation, seperti dikutip dari IBNLive.
 
Para peneliti di sini bukanlah membuat sebuah teori baru. Dalam menentukan tingkat kecenderungan psikopat, mereka masih menggunakan rumusan psikologis yang telah ada sebelumnya.
 
Studi tersebut dilakukan dengan melakukan sebuah proses yang disebut data mining. Mereka mengembangkan sebuah algoritma yang dapat mengamati ocehan (tweet) dari para relawan mereka yang berjumlah hampir tiga ribu orang. Hasilnya cukup mengejutkan.
 
Mereka mendapati bahwa 1.4 pengguna dari pengguna Twitter menunjukkan kenderungan psikopat. Jumlah tersebut sama dengan jumlah psikopat di dunia nyata yang dideteksi dengan menggunakan kuesioner.
 
Temuan ini akan dipresentasikan pada Konferensi Internasional Pembelajaran Mesin dan Aplikasi yang digelar di Boca Raton, Florida, Desember 2012.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar